Pengukuran, Besaran, dan Satuan (bagian 2)


Sumber: pexel

C. Pengukuran Teknik yang Benar

Untuk menghasilkan pengukuran yang akurat maka perlu teknik pengukuran yang benar. Berikut ini adalah teknik pengukuran yang benar:
  • Sebelum mulai pengukuran pastikan alat ukur ada pada angka 0.
  • Pastikan alat ukur dapat mengukur dengan tepat, dan gunakan dengan cara yang tepat.
  • Selalu catat hasil pengukuran lengkap dengan satuan digunakan.
  • Hindari kesalahan paralaks yaitu kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca skala, pengamat tidak tegak lurus di atas jarum petunjuk.

D. Pengukuran Besaran Pokok

Pengukuran besaran pokok adalah kegiatan mengukur besaran pokok terhadap satuannya dengan menggunakan alat yang tepat.

1. Pengukuran Besaran Panjang

Mengukur besaran baku dapat menggunakan alat tergantung ukuran dan tingkat ketelitian yang dibutuhkan. Berikut ini beberapa contoh alat untuk mengukur besaran panjang.

(a). Penggaris/Mistar

Sumber: pixabay

Penggaris digunakan untuk mengukur panjang benda yang lurus. Biasanya panjang nya bisa sampai 1 meter. Meskipun ada penggaris yang lebih pendek. Saat membaca ukuran penggaris, mata harus tegak lurus dari penggaris. Tingkat ketelitian penggaris adalah 1 mm (0,1 cm). Adapun satuan yang tercantum adalah sentimeter (cm), milimeter (mm), dan inci (inch).


(b). Pita Pengukur/Meteran Rol/Meteran Gulung

Sumber: pixabay

Karena bentuknya seperti pita, alat ukur ini dapat mengukur benda yang tidak dapat diukur oleh penggaris seperti lebar jalan, lingkar batang pohon, dan panjang pipa air. Pita pengukur memiliki tingkat ketelitian hingga 1 mm (0,1 cm). Adapun satuan yang tercantum adalah sentimeter (cm), milimeter (mm), dan inci (inch).

(c). Jangka sorong

Sumber: pixabay

Jangka sorong adalah pengukur panjang dengan tingkat ketelitian yang lebih dari penggaris dan pita pengukur. Jangka sorong dapat juga digunakan untuk mengukur kedalaman benda. Jangka sorong memiliki 2 skala yaitu skala utama dan skala nonius (vernier). Perbedaan satu gabian skala nonius dengan 1 skala utama bernilai 0.1 mm, sehingga tingkat ketelitiannya adalah  0.1 mm.


Contoh cara pengukuran benda dengan rahang bawah jangka sorong:

  • Letakan benda yang akan diukur diantara rahang bawah jangka sorong.
  • Gerakan rahang geser, sehingga benda benar-benar terjepit oleh rahang jangka sorong.
  • Putar pengunci jangka sorong supaya benda tidak bergeser lagi.
Pembacaan hasil jangka sorong:
  • Bacalah garis angka pada skala utama yang terdekat dengan angka 0 pada skala nonius. Satu skala utama bernilai 0,1 cm atau 1 mm.
  • Bacalah garis angka pada skala nonius yang tepat terhimpit dengan garis angka pada skala utama. Satu bagian skala nonius adalah 0.1 mm.
  • Pada contoh diatas skala utama bernilai 2,1 cm dan skala nonius bernilai 0,03 cm. Jadi nilai total adalah 2,13 cm.

(d). Mikrometer Sekrup
Sumber: pixabay

Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang untung mengetahui ketebalan benda yang sangat tipis. Dibandingkan alat-alat sebelumnya, mikrometersekrup memiliki tingkat ketelitian paling tinggi yaitu 0,01 mm.

Mikrometer sekrup juga memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama ditunjukan pada silinder bagian dalam dan skala nonius ditunjukan selubung lingkaran luar.

Cara pembacaan hasil ukut mikrometer sekrup:
  • Baca garis skala utama yang terdekat dengan tepi skala nonius. Satu bagian skala utama adalah 0,1 mm.
  • Kemudian baca garis skala nonius yang tepat berhimpit dengan sumbu skala utama. Satu skala nonius adalah 0,01mm.
  • Hasil ukur merupakan penjumlahan dari skala utama dan skala nonius.

Contoh:

Skala utama = 4 mm
Skala nonius = 0,30 mm
Jadi, hasil pengukuran = 4 +0,3 = 4,30 mm



2. Pengukuran Besaran Masa

Satuan masa dalam SI adalah kilogram (kg). Standar 1 kg didefinisikan sebagai massa sebuah model silinder platina iridium, yang aslinya ada di Serves, Prancis. Massa 1 kg sama dengan massa 1 liter air murni pada suhu 4oC.

Berikut ini beberapa alat ukur besaran massa.


(a). Neraca/Timbangan Badan

Sumber: tokopedia

Neraca ini digunakan untuk menimbang badan, Orang yang hendak ditimbang naik/berdiri diatasnya lalu ukuran dapat dibaca langsung pada petunjuk skala.

(b). Timbangan Pasar
Sumber: shopee

Timbangan pasar digunakan oleh para pedagang di pasar untuk mengukur massa buah, sayur, gula, dan telur. Penggunaannya cukup sederhana, yaitu dengan meletakan benda yang ditimbang pada satu sisi yang memiliki wadah dan di sisi lainnya diletakan anak timbangan sampai kedua sisi seimbang.


(c). Neraca Lengan Tuas
Sumber: shopee

Neraca lengan tuas sering dijumpai di kantor pos untuk menimbang surat. Sebelum dipakai sekrup yang ada di dasar diatur hingga menunjukan skala 0.


(d). Neraca Sama Lengan

Sumber: serviceacjogja.pro

Neraca sama lengan memiliki 2 piringan pada kedua lengannya. Benda yang ditimbang diletakan pada salah satunya, sedangkan anak timbangan di piringan satunya lagi. Neraca ini biasanya digunakan untuk menimbah emas dan perak.


(e). Neraca Elektronik

sumber: timbanganpas

Neraca elektronik sangan praktis digunakan dan tingkat ketelitiannya sampai 1 mg dan ada juga yang sampai 0.1mg. Neraca ini digunakan untuk bidang yang memerlukan ketelitian sangat tinggi seperti farmasi dan eksperimen laboratorium.


(f). Neraca Ohauss
Sumber: PT Indolab Utama

Nerasa Ohauss merupakan alat ukur massa yang terdiri dari 3 batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, kedua puluhan gram, dan ketiga satuan gram. Neraca ini mempunyai tingkat ketelitian hingga 0,1 gram.

Masing-masing lengan neraca ohauss memiliki bagian sebagai berikut:

  • Lengan belakang berskala 0 - 10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
  • Lengan tengah berskala 10 - 100 g, dengan tiap skala bernilai 10 g.
  • Lengan depan berskala 0- 500 g, dengan tiap skala bernilai 100 g


Contoh pembacaan hasil ukur neraca ohauss:


Lengan 1: 200 gram
Lengan 2: 20 gram
Lengan 3: 1 gram
Total = 200 + 20 + 1 = 221 gram


3. Pengukuran Besaran Waktu

Besaran waktu adalah selang antara 2 kejadian atau 2 peristiwa. Satuan SI untuk besaran waktu adalah sekon (s) atau detik. Satu sekon standar baku adalah waktu yang dibutuhkan atom sesium (Cs)  untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

Berikut ini beberapa alat untuk mengukur besaran waktu:

(a). Arloji

Sumber: pxfuel

Arloji adalah alat ukur yang selalu bergerak menunjukan waktu dengan tingkat ketelitian 1 sekon. Biasanya arloji memiliki 3 jarum yaitu:
  • Jarum sekon/detik : biasanya paling panjang dan tipis bergerak 1 skala tiap sekon.
  • Jarum menit : jarum yang panjang dan lebarnya sedang bergerak 1 skala tiap 60 sekon / 1 menit.
  • Jarum jam : jarum yang paling pendek bergerak tiap 3600 sekon atau 60 menit atau 1 jam.

(b). Stopwatch

Sumber: tokopedia

Stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik. Ada dua jenis stopwatch yaitu analog (jarum) dan digital. Stopwatch analog memiliki tingkat ketelitian hingga 0,1 sekon sedangan stopwatch digital hingga 0,01 sekon. Pada stopwatch analog jarum panjang menyatakan detik sementara jarum pendek menyatakan menit.


(c). Jam Atom


Sumber: Encyclopedia Britannica, inc

Pengukuran waktu oleh jam atom berdasarkan getaran atom sesium-133 (Cs-133). Dimana 1 sekon adalah waktu yang diperlukan Cs-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.


4. Pengukuran Besaran Suhu

Termometer adalah alat ukur besaran suhu. Di Indonesia suhu umumnya diukur dalam satuan Celcius (oC). Dibeberapa negara diukur dengan farenheit (oF), sementara satuan internasional (SI) menggunakan kelvin (K).

Sumber: pusatdapodik



5. Pengukuran Besaran Kuat Arus Listrik

Amperementer adalah ala untuk mengukur kuat arus listrik, baik arus DC maupun AC dalam rangkaian tertutup. Amperemeter perlu dipasang secara seri pada rangkaian agar dapat mengukur kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut.


Sumber: tneutron.net


6. Pengukuran Besaran Intensitas Cahaya

Alat ukur untuk mengukur besaran tingkat pencahayaan di suatu tempat disebut candlemeter atau luxmeter.

Sumber: Darmasakti



7. Pengukuran Besaran Jumlah Zat

Belum ada alat khusus untuk mengukur jumlah zat suatu unsur. Pengukuran jumlah zat dilakukan dengan mengukur massa zat terlebih dahulu atau dengan menggunakan konsentrasi dalam larutan. Konsentrasi larutan biasa disebut molaritas yang dapat diukur dengan membandingkan jumlah mol zat terlarut (solute) per satuan volume larutan.


Post a Comment

0 Comments