E. Pengukuran Besaran Turunan
Pengukuran besaran turunan dapat dilakukan secara langsung (menggunakan alat ukur) ataupun secara tidak langsung (melalui perhitungan).
Berikut beberapa contoh pengukuran besaran turunan.
1. Pengukuran besaran luas
Rumus Luas bidang yang bentuknya beraturan adalah sebagai berikut:
Rumus Luas persegi / bujur sangkar
Rumus Luas Persegi Panjang
Rumus Luas Jajaran Genjang
Rumus Luas Segitiga
Rumus Luas Lingkaran
Rumus Luas Trapesium
Untuk pengukuran luas bidang tidak beraturan dapat menggunakan kertas berpetak, dengan mengeplot garis tepian bidang pada kertas petak kemudian menghitung banyaknya petak bidang tersebut. Jika luasan petak tertutup lebih dari setengang maka dihitung satu, jika kurang dari setengah maka diabaikan.
Berikut ini adalah contoh menghitung luasan bidang elips pada kertas berpetak.
Perhitungan luas benda berbentuk elips pada gambar diatas adalah 20 satuan luas.
2. Pengukuran besaran volume
Volume atau isi merupakan besaran turunan dari besaran panjang. Untuk benda beraturan volume dapat dihitung menggunakan rumus:
Rumus Volume Kubus
Rumus Volume Balok
Rumus Volume Kerucut
Rumus Volume Bola
Rumus Volume Silinder
Rumus Volume Limas Persegi
Untuk mengukur benda yang tidak beraturan, besar volumenya dapat diperoleh melalui pengukuran langsung dengan gelas ukur atau gelas ukur berpancuran.
Mengukur dengan Gelas Ukur
1. Letakan gelas ukur di permukaan datar.
2. Isi air kira-kira setengahnya (dapat menenggelamkan benda ukur).
3. Catat volume air sebagai V1.
4. Masukan benda ukur ke dalam gelas ukur, lihat petunjuk volume di gelas ukur sekarang dan catat sebagai V2.
5. Volume benda adalah selisih V2 dan V1.
Mengukur dengan Gelas Ukur Berpancuran
1. Letakan gelas ukur berpancuran dan gelas ukur penampung bersebelahan di alas yang datar,
2. Isi air di gelas ukur berpancuran sampai batas lubang pancuran.
3. Masukan benda ukur ke gelas ukur berpancuran.
4. Volume benda ukur adalah banyaknya tumpahan air di gelas ukur penampung.
3. Pengukuran besaran massa jenis
Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan panjang. Satuan jenis dalam SI adalah kg/m3 atau ditulis dengan ρ. Untuk mengukur massa jenis kita perlu mengetahui massa benda dan volume benda tersebut, kemudian memasukan hasilnya dalam rumus berikut:
Keterangan:
ρ = massa jenis benda (kg/m3)
m = massa benda (kg)
V = volume benda (m3)
4. Pengukuran besaran konsentrasi larutan
Konsentrasi adalah tingkat kepekatan suatu zat dalam larutan. Pada larutan gula massa gula dBesaran konsentrasi dapat diperoleh dengan rumus:
5. Pengukuran besaran laju pertumbuhan
Besaran panjang dan waktu dapat digunakan untuk menentukan pertumbuhan tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dapat dirumuskan sebagai berikut:
Contoh Soal:
Nuri menanam jagung, pada waktu awal pengukuran tinggi tanaman adalah 20 cm. Dalam waktu 10 hari menjadi 60 cm. Berapakah laju pertumbuhan tanaman jagung tiap harinya?
Diketahui:
Tinggi akhir = 60 cm
t = 10 hari
Ditanyakan: Laju pertumbuhan = ..... ?
Jawab:
Maka, besarnya laju pertumbuhan tanaman jagung tiap hari adalah 4 cm/hari.
F. Kesalahan Pengukuran
1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan pengamat kurang terampil dalam mengukur dan menggunakan alat ukur.
2. Kesalahan Sistematis
Kesalahan sistematis dapat timbul dari beberapa faktor yaitu:
- Kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan pengaturan skala pada alat berakibat kesalahan pengukuran setiap alat digunakan untuk mengukur.
- Kesalahan titik nol, yaitu kesalahan terjadi karena di awal sebelum pengukuran skala tidak menunjukan tepat di angka nol.
- Kesalahan komponen alat, yaitu kerusakan karena alat ukur yang digunakan rusak.
- Kesalahan paralaks, yaitu kesalahan posisi pengamat membaca hasil pengukuran tidak tegak lurus dengan penunjuk nilai hasil ukur.
3. Kesalahan Acak
G. Pelaporan Hasil Percobaan
1. Penyajian data dalam bentuk tabel
Perhatikan contoh penyajian dalam bentuk tabel di bawah ini. Variabel bebas dituliskan di kolom sebelah kiri dan variable terikat di kolom sebelah kanan. Masing-masih perlu dilengkapi satuan. Satuan yang ditampilkan pada tiap kolom harus sama begitu juga jumlah desimal (angka di belakang koma) yang ditampilkan.
Data hasil percobaan diharapkan mampu menjawab tujuan percobaan. Dengan menampilkannya dalam grafik maka pola hubungan antar variabel bebas dan terikat akan terbaca lebih mudah.
0 Comments