Dinamakan Perang Uhud karena terjadi di Gunung Uhud yang terletak di dekat Madinah. Perang Uhud terjadi pada tanggal 13 Syawal tahun ke 3 Hijriah (23 Maret 625 M).
Penyebab terjadinya Perang Uhud
Peristiwa Terjadinya Perang Uhud
Abu Sufyan menjadi komandan perang ditemani istrinya, Hindun binti Utbah. Ikrimah berangkat dengan istrinya Ummu Hakim binti Al-Haris. Al-Haris besama Fatimah bin Al-Walid, Safwan bin Umayyah bersama Barzah binti Mas'ud As Saqafiyah, dan Amr bin 'As bersama Birithah bin Munabbih bin Al Hajjaj.
Pasukan Quraisy berjumlah sekitar 3000 orang berangkat dari Makah sampai di sebuah gunung bernama Sabkhah. Berita ini sampai ke Rasulullah saw. dan kemudian bermusyawarah dan memutuskan untuk menghadapi pasukan Quraisy di luar Madinah.
Rasulullah membawa pasukan berjumlah 1000 orang. Diantara pasukan kaum muslimin ternyata ada seorang pemimpin munafik bernama Abdullah bin Ubay. Setibanya di Asy Syaut dia dan 300 pengikutnya mundur kembali ke Madinah.
Rasulullah saw. dan 700 pasukannya terus berjalan menuju Gunung Uhud, sementara pasukan Quraisy semakin dekat dan telah berada di Asy-Syamgah. Abdullah bin Zubair ditunjuk sebagai komandan pasukan pemanah yang berjumlah 50 orang. Mereka ditugaskan untuk melindungi Rasulullah dan pasukan muslimin agar tidak diserang pasukan berkuda Quraisy dari belakang.
Rasulullah saw. juga berpesan agar pasukan tetap di posisinya baik pasukan muslimin menang atau kalah. Kemudian Rasulullah saw. menyerahkan bendera pada Mus'ab bin Umair dan pedangnya pada Abu Dujanah.
Sementara di pihak lain pasukan Quraisy menunjuk Khalid bin Walid memimpin pasukan berkuda sayap kanan dan Ikrimah bin Abi Jahal di sayap kanan. Hindun dan kaum perempuan lainnya berdiri di belakang pasukan kafir Quraisy sambil menabuh rebana untuk memberi semangat.
Tak lama kemudia kedua belah pihak saling berhadapan dan pertempuran pun terjadi. Abu Dujanah bertempur dengan gagah berani, Zubair bin Al-Awwam dan Hamzah bin Abdul Mutalib kesana kemari memukul musuhnya hingga menewaskan pembawa bendera pasukan Quraisy.
Diantara pasukan Quraisy ada seorang budak bernama Wahsy yang dipersiapkan oleh Hindun untuk membunuh Hamzah dengan imbalan akan merdeka jika berhasil. Wahsy pun melemparkan tombaknya kepada Hamzah yang tidak mampu menghindari serangan mendadak sehingga Hamzah pun syahid. Di sisi lain Mus'ab sang pemegang bendera pun bertempur hingga gugur syahid pula. Kemudian Rasulullah menyerahkan bendera pada Ali bin Abi Talib.
Beberapa waktu kemudian pasukan kaum muslimin berhasil mendesak pasukan Quraisy hingga mundur melarikan diri. Pasukan kaum kafir Quraisy sudah diambang kekalahan. Hal ini membuat pasukan kaum muslimin semakin bersemangat. Termasuk pasukan pemanah yang ada di atas bukit. Mereka melihat musuh menyelamatkan diri dan meninggalkan barang-barang berharganya. Mereka merasa telah menuju kemanenangan sehingga lengah dan turun dari atas bukit untuk mengambil barang-barang itu. Mereka lupa dengan pesan Rasulullah saw. untuk tetap di posisi masing-masing dalam keadaan apapun.
Ketika itulah pasukan berkuda kafir Quraisy muncul di belakang pasukan kaum muslimin. Dengan cepat mereka menyerang hingga kaum muslimin menjadi tercerai-berai. Dalam keadaan genting seorang kafir Quraisy yang bernama Utbah bin Abi Waqqas melempar batu yang mengenai wajah Rasulullah saw hingga terjatuh. Darah pun mengalir di wajah Rasulullah saw.
Rasulullah saw. juga mengalami serangan dari Ibnu Qami'ah yang melemparkan dua buah mata rantai besi hingga melukai bagian atas pipi Rasulullah saw. Beliau pun terjatuh ke dalam salah satu lubang yang dibuat oleh Abu Amir. Melihat keadaan tersebut, Ali Bin Abi Thalib segera memegang tangan Rasulullah saw. dibantu oleh Talhah bin Ubaidillah mengangkat beliau hingga bisa tegak berdiri. Malik bin Sinan mengusap darah beliau.
Kondisi pasukan kaum muslimin makin kacau ketika mendengat teriakan Ibnu Qami'ah bahwa Rasulullah saw. telah terbunuh. Mereka semakin panik dan mulai putus asa.Dalam keadaan genting itulah Ka'ab bin Malik melihat Rasulullah saw. masih hidup. Ia pun berteriak bahwa Rasulullah saw. masih hidup. Otomatis kaum muslimin yang mendengar teriakan tersebut bergegas ke arah Rasulullah saw. dan melindungi beliau dari serangan musuh. Namun teriakan itu juga memancing kedatangan pasukan musuh sehingga jumlah musuh yang hendak membunuh rasulullah saw. semakin banyak.
Ada 30 orang sahabat di sekitar Rasulullah saw. Abu Bakar, Umat bin Khattab, Ali bin Abi Talib, Talhah bin 'Ubaidillah, Abu Dujanah, 'Abdurrahman bin 'Auf, dan yang lainnya berusaha melindungi Rasulullah saw. Sementara orang-orang kafir Quraisy terus berusaha menerobos pertahanan mereka. Semakin kuat pula pertahanan kaum muslimin, setiap serangan mengarah kepada Rasulullah saw. langsung diterjang hingga tewas atau mundur ketakutan.
Orang-orang Quraisy menyadari keadaan yang tidak menguntungkan untuk mereka dan mulai takut dengan sepak terjang para sahabat lalu mulai mengendurkan serangan. Tak lama kemudian pertempuran berhenti. Rasulullah saw. beserta pasukannya beristirahat sejenak di atas sebuah bukit sambil mengobati luka. Sementara pasukan Quraisy pulang kembali ke Mekah tanpa membawa tawanan maupun harta rampasan perang.
Ada 70 orang kaum muslimin yang telah gugur di pertempuran Uhud, sebelum pulang Rasulullah menguburkan jenazah mereka termasuk pamannya, Hamzah bin 'Abdul Mutalib. Setelah memastikan kepulangan kaum Quraisy, Rasulullah dan pasukannya pun kembali ke Madinah.
Hikmah dan Pelajaran dari Peristiwa Perang Uhud
- Perang Uhud memperlihatkan mana orang-orang yang benar-benar beriman dan mana orang-orang munafik.
- Menaati pemimpin memudahkan dalam meraih keberhasilan.
- Jangan gampang tergoda oleh kekayaan duniawi.
0 Comments