Sejarah Perang Hunain

Perang Hunain dinamakan demikian karena terjadi di Hunain. Perang Hunain terjadi pada 10 Syawal 8 Hijriah, yaitu beberapa hari saja setelah penaklukan kota Mekah (Fathu Makkah).

Sumber: SuaraIslam.id

Penyebab terjadinya Perang Hunain

Setelah peristiwa Fathu Makkah, Rasulullah saw. dan pasukan muslimin berdiam di kota Mekah selama 15 hari untuk menyelesaikan beberapa urusan. Tiba-tiba beliau mendengar berita bahwa beberapa kabilah Arab di sekitar kota Mekah bersekutu dan bersiap memerangi kaum muslimin. 

Mereka dari Bani Saqif dipimpin oleh Kinanah bin Abu Jalil As-Safaqi, Bani Hawazin dipimpin oleh Malik bin Auf An-Nasri, dan Bani Jusyam dipimpin oleh Duraid bin As-Simmah. Mereka pergi menuju Hunain yang berjarak 10 mil dari Mekah. Mereka memilih tempat strategis bernama Autas yang dekat dengan Hunain. Diutuslah mata-mata bernama Abu Hadrad Al-Aslamy untuk mengetahui keadaan Rasulullah saw. 


Peristiwa terjadinya Perang Hunain

Begitu menerima berita ada mata-mata, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin agar besiap-siap untuk menghadapi tantangan para kabilah itu. Pada hari Sabtu tanggal 6 Syawal 8 Hijriah Rasulullah dan 12.000 tentara Islam dalam jumlah yang besar berangkat menuju Hunain. Diantara pasukan tersebut 10.000 orang yang ikut saat penaklukan Mekah dan 2.000 orang yang baru masuk islam ketika peristiwa Fathu Makkah.

Besarnya jumlah tentara Islam, sebagian dari mereka merasa bangga dan percaya diri akan menang. Namun setibanya di Hunain saat mereka melanjutkan perjalanan sesuai rencana, tiba-tiba mereka mendapat serangan mendadak dari musuh. Karena tentara belum siap menerima serangan mereka merasa terkejut, barisan kacau balau dan sebagian lari tanpa mampu melawan. Ternyata jumlah banyak yang mereka banggakan tidak dapat menolong mereka sedikitpun.

Melihat pasukan terkacaukan, Rasulullah saw. berseru memanggil dan merapikan barisan pasukan yang tercerai berai. Rasulullah saw. meminta pamannya yang bernama 'Abbas untuk memanggil para tentara Islam yang kacau balau. Sehingga para tentara kini bersatu kembali dan menyerbu musuh dengan gagah berani.

Tidak berapa lama pun musuh mulai goyah dan berantakan, akhirnya mengalami kekalahan. Dari kabilah Bani Syaqif tewas sebanyak 70 orang. Sementara pasukan musuh yang selamat lari ke Taif dan sebagian lagi ke Nakhlah dan Autas. Rasulullah saw. dan pasukan Islam berhasil memboyong harta rampasan yang berlimpah. 

Kemudian Rasulullah mengirim Abu Al-ASy'ari mengejar pasukan yang lalri ke Autas hingga menyerah dan mengirim Rabi'ah bin Rafi' mengejar musuh yang lari ke Nakhlah hingga takluk. Adapun pasukan terbesar lari ke Taif.


Hikmah dan Pelajaran dari Perang Hunain

  • Kemenangan tentara Islam dalam perang bukan ditentukan oleh jumlah namun karena pertolongan Allah dan ketaatan pada pemimpin.
  • Sikap membanggakan diri dan meremehkan sesuatu, sekalipun itu musuh karena sikap sombong tidak baik dan membawa pada kerugian.
  • Allah memberikan pertolongan pada Rasulullah saw. sehingga tentara Islam sehingga memperoleh kemenangan.


Post a Comment

0 Comments