Sejarah Perang Khaibar

Perang Khaibar terjadi pada bulan Muharam tahun ke 7 Hijriah. Dinamakan demikian karena terjadi di tempat orang-orang Yahudi Bani Qainuqa dan Bani Nadir yang pernah diusir dari Madinah bernama Khaibar. Khaibar terletak 150 km dari Madinah ke arah Syam.

Sumber: Youtube / Panglima Perang

Penyebab terjadinya Perang Khaibar

Adanya perjanjian kaum muslimin dan kaum Quraisy di Mekah membuat orang-orang Yahudi kesal karena tidak bisa mengajak kaum Quraisy mekah memerangi muslimin di Madinah. Selain itu mereka juga masih dendam atas kekalahan pada Perang Khandaq. Akhirnya kaum Yahudi di Khaibar terutama Bani Qainuqa dan Bani Nadir diam-diam merencanakan penyerangan pada kaum muslimin dengan mengajak kabilah Gatafan dan kabilah-kabilah Arab lain yang tidak terikat perjanjian.


Peristiwa terjadinya Perang Khaibar

Berita rencana penyerangan telah sampai pada Rasulullah saw. Beliau tidakmau Madinah diserang lebih dulu, karena itu dibentuk pasukan sebanyak 1600 orang menuju Khaibar. Rasul menegaskan yang boleh ikut hanya orang yang berperang di jalan Allah Swt. bukan untuk rampasan perang.

Berangkatlah pasukan muslimin menuju Khaibar, ketika tiba di dekat Khaibat mereke diperintakan Rasulullah saw. untuk berdoa kepada Allah Swt. Setibanya di Khaibar atas saran Habab bin Munzir, mereka menempati sebuah tempat agak jauh dari benteng Natha agar terhindar dari pasukan panah Yahudi.

Tak lama pertempuran pun terjadi. Kaum Yahudi dipimpin oleh Sallam bin Misykam terus melontarkan anak panah pada kaum muslimin. Korban berjatuhan termasuk Sallam bin Misykam sendiri sehingga digantikan Haris bin Abi Zainab.

Enam hari enam malam pasukan muslimin mengempung benteng namun belum juga bisa menguasai musuh. Pada suatu malam 'Umar bin Khattab menangkap seorang Yahudi penyelinap, dihadapan Rasulullah saw, dia memberitahukan rahasia benteng Khaibar. Esoknya 'Ali bin Abi Talib diutus memimpin pasukan dan berhasil menjatuhkan setiap musuh yang menghadang. Pasukan Yahudi banyak yang melarikan diri ke benteng yang belum dikuasai kaum muslimin.

Hingga dua benteng terakhir akan dikuasai pasukan muslimin, kaum Yahudi mengirimkan utusannya untuk berdamai. Rasul menerima usul damai dengan syarat:

  • Mereka dapat menempati tempat tinggal masing-masing.
  • Mereka pun dapat mengurus pertanian dan perkebunan masing-masing.
  • Setengah hasil tani dan kebun mereka harus diserahkan pada kaum muslimin.

Syarat tersebut disetujui kaum Yahudi. Mereka tidak menyangka bahwa Rasulullah saw. akan memaafkan mereka dan boleh tetap tinggal. Perdamaian pun tercipta, sebelum pulang pasukan muslimin menyita perlengkapan perang kaum Yahudi. Dalam perang ini 15 orang kaum muslimin gugur syahid dan 93 kaum Yahudi tewas.

Hikmah dan Pelajaran dari Perang Khaibar

  • Seorang pemimpin perlu mendengar masukan dan saran dari bawahannya.
  • Sikap memaafkan Rasulullah merupakan contoh pemimpin agung yang dapat dijadikan teladan.
  • Sikap memaafkan dapat menumbuhkan perdamaian.

Post a Comment

0 Comments