Kedatangan bangsa asing di Indonesia memberikan banyak kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Hal ini mendorong banyak perlawanan rakyat di berbagai daerah. Saat itu, perjuangan dan perlawanan masih bersifat kedaerahan. Berikut beberapa perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah.
1. Perlawanan Rakyat Aceh.
Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh sejumlah tokoh, yaitu Cut Nyak Dien, Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, dan Teuku Umar. Rakyat Aceh menggunakan taktik gerilya untuk melawan penjajah. Taktik ini dilakukan dengan memasuki hutan hutan agar tidak mudah ditangkap musuh. Namun, perlawanan rakyat Aceh berhasil dikalahkan oleh Belanda.
2. Perlawanan Rakyat Sumatera Utara.
Sisingamangaraja XII pemimpin perlawanan rakyat Sumatera Utara dalam perang Tapanuli. Perang ini terjadi antara rakyat Tapanuli melawan Belanda yang disebabkan keinginan Belanda menguasai wilayah Tapanuli. Akibat Perang ini Sisingamangaraja XII gugur.
3. Perlawanan Rakyat Sumatera Barat.
Perlawanan rakyat Sumatera Barat dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Perlawanan ini disebut sebagai perang Padri. Perang ini disebabkan politik adu domba Belanda terhadap kaum adat dan kaum Padri. Lambat-laun, kaum adat dan kaum Padri menyadari politik adu domba tersebut kemudian bersatu untuk melawan Belanda. Tuanku Imam Bonjol berhasil ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Manado.
4. Perlawanan Rakyat Jawa.
Tindakan Belanda memasang patok jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin menyebabkan terjadinya perlawanan rakyat Jawa. Perlawanan ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dengan bantuan dari seluruh wilayah di pulau Jawa.
Belanda kesulitan untuk mengalahkan Pangeran Diponegoro. Belanda kemudian menggunakan cara licik dengan mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding. Saat perundingan itu, Belanda menangkap Pangeran Diponegoro.
5. Perlawanan Rakyat Bali.
Perlawanan rakyat Bali dikenal dengan nama Perang Puputan Jagaraga. Perang ini disebabkan Belanda melanggar hukum Tawan Karang. Hukum Tawan Karang menyatakan bahwa kerajaan Buleleng berhak memiliki kapal yang terdampar di wilayahnya. Namun, Belanda menolak menyerahkan kapalnya yang terdapat di wilayah tersebut. Belanda meminta raja Buleleng menghapus hukum tersebut dan mengakui kekuasaan Belanda di Bali.
I Gusti Ketut Jelantik memimpin Perang Puputan Jagaraga yang terjadi disekitar benteng Jagaraga. Namun, perlawanan ini berakhir setelah benteng Jagaraga berhasil dikuasai oleh Belanda.
6. Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan.
Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan untuk menguasai Kerajaan Banjar. Tindakan tersebut menyebabkan terjadinya perlawanan rakyat yang dipimpin oleh pangeran Antasari. Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di berbagai wilayah. Belanda pun membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah tetapi selalu ditolaknya.
7. Perlawanan Rakyat Maluku.
Maluku merupakan pusat penghasil rempah-rempah di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan Belanda memaksa rakyat Maluku untuk bekerja Rodi atau kerja paksa dan menjadi tentara Belanda di Pulau Jawa. Rakyat Maluku pun menolak dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku dalam menyerang Belanda di benteng Duurstede. Namun Pattimura berhasil ditangkap oleh Belanda. Dengan ditangkapnya Pattimura perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda pun berakhir.
0 Comments