Ashabul Kahfi artinya pemilik atau penghuni gua. Kisah Ashabul Kahfi menceritakan tentang tujuh orang pemuda yang tetap mempertahankan keimanan mereka dan Allah menolong mereka dengan cara yang luar biasa.
Kisah Ashabul Kahfi dan Raja Kejam
Di Rumania ketika orang-orang Nasrani pengikut Injil sepeninggal Nabi Isa a.s semakin durhaka dan kembali menyembah berhala, memerintahlah seorang Raja yang amat kejam bernama Diqyanus atau Decius (249-251 M). Sang Raja memaksa rakyatnya untuk menyembah berhala seperti dirinya.
Kala itu ada 7 orang pemuda yang masih taat pada ajaran Nabi Isa a.s dan tidak mau menyembah berhala. Adapun nama-nama ketujuh pemuda itu adalah Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus, dan Tamlika.
Karena menentang raja maka mereka diadili. Raja kejam berkata, "Mengapa kalian tidak mau menyembah sesembahan seperti umumnya dilakukan penduduk negeri ini? Sekarang kalian boleh pilih, menyembah sesembahanku atau mati?". Salah seorang pemuda berkata, "Kami sudah mempunyai Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Kami tidak mau menyembah selain kepada Allah swt. Terserah saja, kami mau diapakan."
Tak seperti biasa, raja menyurutkan amarah memberi kesempatan pada mereka untuk berpikir. Dia berkata, "Aku suka kalian, oleh karena itu pikirkanlah kembali sikap kalian itu, jika sudah tenang dan berubah pikiran, menghadaplah kepadaku. Tetapi jika saat usai batas waktu yang sudah ditentukan kalian masih berkeras juga, kalian akan binasa."
Kesempatan itu mereka gunakan untuk berunding dan kemudian memutuskan untuk berlindung di gua gunung Yanjalus. Mereka membawa bekal secukupnya, setelah ditampung oleh Tamlika berangkatlah mereka untuk berlindung di dalam gua. Mereka inilah yang disebut Ashabul Kahfi.
Q.S. Al-Kahfi(18): 13-14
Artinya:Kisah Ashabul Kahfi dan Anjing Ajaib
Lokasi gua Ashabul Kahfi, ada yang berpendapat bahwa ada di Yordania di perkampungan Ar-Rajib atau dalam Al-Qur'an disebut Ar-Raqim yang berjarak 1,5 km dari kota Abu A'landa dekat kota Aman, Yordania.
Di tengah perjalanan menuju gua, ada seekor anjing yang terus mengikuti mereka meskipun sudah diusir berulang kali. Anjing tersebut bernama Qitmir. Ajaibnya anjing itu dapat berbicara dan berkata "Aku ikut, aku senang kepada orang-orang yang menjadi kekasih Allah swt, nanti aku akan menjadi penjaga saat kalian tidur." Ketujuh pemuda itu terkejut dengan keadaan yang dramatis itu, akhirnya mereka memperbolehkan anjing itu ikut.
Mereka menetap di gua, selama berada di gua setiap hari pemuda bernama Tamlika harus mengendap-endap turun untuk mencari makanan ke kota terdekat. Hari-hari yang mereka hadapi sungguh sulit, siang malah mereka berdoam berpuasa, dan wirid. Begitulah mereka menyelamatkan tauhid mereka.
Kisah Ashabul Kahfi dan Tertidur Selama Lebih dari 3 Abad
Kembali ke ibu kota, sang raja kejam mencari tujuh pemuda itu. Raja memerintahkan pasukannya untuk menangkap mereka. Allah swt menjadikan ketujuh pemuda itu tidur nyenyak tak bergerak sedikitpun ketika pasukan datang. Senhingga mereka mengiranya mereka telah meninggal.
Ketika dilaporkan pada raja, raja menyuruh agar gua tersebut ditutup batu besar agar jadi kuburan mereka. Raja berharap mereka akan mati disana. Ternyata kejadian tersebut dicatat oleh 2 orang pemuda yang masih kerabat raja pada sebilah papan timah dan saat ikut dalam pengejaran papan-papan timah tersebut diletakan di samping 7 pemuda yang tertidur. Kedua pemuda yang bersimpani ini dikenal dengan nama Ashabul Raqim (pemilik papan timah).
Setelah waktu yang lama Allah swt membangunkan mereka. Maksalmina bertanya, "Berapa lama kita tidur?". Teman-temannya pun menjawab dengan perkiraan mungkin sehari atau setengah hari karena sama-sama tidak tahu. Karena berasa lapar mereka pun meminta Tamlika mencari makanan dan seperti biasa Tamlika pergi ke kota mencari makanan.
Di pasar Tamlika kebingunan karena suasana yang begitu berbeda. Lebih terkejut lagi ketika akan membeli makanan ternyata uang yang dibawa Tamlika tidak laku lagi karena sudah kuno. Si penjual kaget bercampur heran juga, kemudian Tamlika diajak orang-orang pasar menghadap raja. Tamlika tidak mau karena takut, tapi setelah dijelaskan bahwa raja adalah Raja Baidaris yang shalih dan baik bukan Raja Decius yang kejam Tamlika pun mau.
Tamlika menceritakan kisahnya, seketika terkejutlah seisi istana. Raja Decius yang dimaksud sudah meninggal 309an tahun yang lalu. Jadi Tamlika dan kawan-kawan telah tertidur selama itu. Peristiwa ini pun menjadikan penduduk negeri semakin bertambah keyakinannya kepada kekuasaan Allah swt.
0 Comments