Perjuangan Kaum Mujahirin Kisah Hijrah Nabi Muhammad saw
Kaum Mujahirin adalah penduduk Makkah yang telah memeluk agama Islam dan ikut hijrah bersama Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah.
Hijrahnya kaum Mujahirin karena tekanan dan siksaan dari kaum kafir Quraisy setelah mereka masuk Islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad ke Madinnah.
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah adalah hijrah kedua, terjadi tahun 622 M.
Peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah diawali dengan pengucapan Baiat Aqabah I dan II oleh penduduk Madinah dari suku Aus dan Khazraj.
Baiat Aqabah I : Penduduk Madinah dari suku Aus dan Khazraj berjanji untuk tidak menyekutukan Allah swt, berzina, mencuri, serta sifat tercela lainnya dan berjanji akan taat kepada Nabi Muhammad saw.
Baiat Aqabah II: Pada tahun 12 dari kenabian datang 75 muslim Madinnah untuk ibadah haji ke Makkah, mereka mengundang sekaligus berjanji akan memberi perlindungan kepada Nabi Muhammad saw.
Kaum Mujahirin adalah kaum yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad saw. Mereka berjuang menegakan Islam bersama Rosulullah saw, mereka mendapat hinaa, cercaan, hingga siksaan dari kaum kafir Quraisy. Hingga pada puncaknya mereka mengusir kaum muslimin dari Makkah.
Hijrah Pertama
Rosulullah saw bersama sahabatnya memutuskan hijrah ke Thaif. Ketika beliau menemui pemuka Bani Tsaqif yang berkuasa di daerah itu, dakwah Nabi ditolak dengan kasar. Mereka menyewa penjahat dan budak untuk menghina dan melamparinya dengan batu sehingga kaki Rosulullah saw cedera, begitu juga dengan para sahabat.
Menerima penolakan Rosulullah saw berniat kembali ke Makkah. Seorang sahabat bernama Zaid bin Hartisah bertanya "Bagaimana engkau hendak pulang ke Makkah, sementara penduduknya telah mengusir engkau dari sana?". Rosulullah saw menjawab, "Hai Zaid, sesungguhnya Allah akan menolong agama-Nya dan membela nabi-Nya."
Kemudian Rosulullah saw mengutus seorang laki-laki dari Khuza'ah untuk menemui Mut'am bin Adi untuk mengabarkan bahwa Rosulullah saw meminta perlindungan untuk kembali ke Makkah. Keinginan tersebut diterima dan mereka pun kembali ke Makkah.
Hijrah Kedua
Namun setelah mereka kembali kekerasan kaum kafir makin menjadi-jadi, hingga akhirnya Rosulullah saw mendapat kabar dari Madinah bahwa mereka akan menjamin keselamatannya. Rosulullah saw pun memerintahkan untuk hijrah ke Madinah secara sembunyi-sembunyi dan bergantian, kecuali Umar bin Khattab ra secara terang-terangan. Adapun yang berangkat bersama Nabi Muhammad saw adalah Abu Bakar As-Siddiq disusul Ali bin Abi Thalib setelah mereka keluar dari gua Tsur tempat persembunyian dari pengintaian kaum kafir Quraisy.
Sesampainya Rosulullah saw di perbatasan Madinah, mereka telah ditunggu dan disambut penduduk Madinah dengan penuh suka cita.
Teladan Kaum Mujahirin
Kaum Mujahirin adalah tonggak utama perjuangan menegakan hukum-hukum Islam. Mereka mempertaruhkan jiwa dan raganya dalam dakwah maupun pertempuran mempertahankan diri dari kaum kafir Quraisy. Bahkan setelah Nabi Muhammad saw, mereka yang meneruskan perjuangan menyiarkan panji-panji Islam.
Sebagai generasi penerus kita harus berusaha meneladani kegigihan kaum Mujahirin yang tak gentar akan ancaman dan tetap tabah dalam menghadapi cobaan. Mereka yakin Allah swt akan selalu menolong hamba-Nya yang berjuan menegakan agama-Nya.
Selain itu kaum Mujahirin juga memiliki sikap khusnudzzon atau berbaik sangka. Berbaik sangka dan menjauhi prasangka buruk ini dijelaskan pada surah Al-Hujurat ayat 12.
Q.S. Al-Hujurat (49): 12
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Perjuangan Kaum Anshar
Ketika Nabi Muhammad saw dan para sahabat sampai di Madinah, mereka disambut oleh kaum Anshar (kaum muslimin di Madinah) dengan suka cita.
Kaum Anshar membantu kaum Muhajirin yang baru saja datang kedaerah mereka miliki, baik tempat tinggal, harta, maupun pikiran. Rosullullah sawmempersaudarakan mereka, setelah kaum Muhajirin menetap di Madinah mereka hidup berdampingan, rukun, saling tolong-menolong, dan berjuang bersama untuk menegakan ajaran yang dibawa Rosullullah saw hingga tersebar ke seluruh dunia.
Teladan Kaum Anshar
Kaum Anshar telah menunjukan teladan yang baik tentang Ukhuwah Islamiah (persaudaraan sesama muslim) dan cinta karena didasari keinginan untuk menegakan agama Allah swt.
Ketika kaum Muhajirin meninggalkan Makkah, mereka tidak membawa semua harta benda mereka. Semuanya ditinggalkan di Makkah demi tegaknya agama. Dan mereka mendapat ganti berupa persaudaraan di Madinah.
Sesampainya di Makkah, kaum Anshar menyambut dengan suka cita, mereka memberikan pertolongan, perlindungan, mereka juga memberikan separuh hartanya kepada kaum Mujahirin. Ada yang memerikan rumahnya, ada juga yang memberikan sebagian hewan ternaknya.
Kaum Muhajirin dan Anshar hidup rukun, saling bahu membahu membantu perjuangan Nabi Muhammad saw dalam menegakan agama Islam.
Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa sesama muslim wajib memberikan pertolongan dan hidup rukun walaupun berlainan negara.
0 Comments