Rangkuman PAI Kelas 5 SD BAB 8: Kisah Keteladanan Nabi Daud a.s dan Nabi Sulaiman a.s


sumber: detik.com

Nabi Daud a.s.

Nabi Daud a.s adalah putra dari Yisya, ia tinggal di kota Baitlehem. Ia tinggal dengan ayah dan 13 saudaranya. Nabi Daud a.s. adalah keturunan Nabi Ishaq a.s. bin Ibrahim a.s. beliau dijadikan oleh Allah seorang Nabi dan Raja atas Bani Israil.

Sejak kecil Nabi Daud a.s. sudah memiliki jiwa pemberani. Beliau memiliki keinginan untuk ikut berperang, tetapi Raja Thalut yang merupakan Raja negeri itu tidak mengizinkan karena umurnya masih muda. Tapi keinginan kuat meminta izin terus menerus hingga akhirnya beliau diizinkan ikut perang.

Saat itu Raja Thalut berperang dengan Raja Jalut yang dikenal kuat, kejam, dan ditakuti semua orang. Nabi Daud a.s yang hanya bersenjatakan batu kecil dan alat pelemparnya berhasil mengenai dahi Raja Jalut di antara kedua matanya. Hingga tiga lemparan Raja Jalut tersungkur. Nabi Daun dan Raja Thalut pulang dengan hati gembira karena memenangkan peperangan.

Ketika sudah dewasa Nabi Daud a.s menjadi panglima perang dan dinikahkan dengan salah satu putri Raja Thalut. Selalu mendapatkan kemenangan dalam perang membuat Nabi Daud a.s semakin terkenal dan dicintai banyak orang. Hal ini ternyata membuat iri Raja Thalut sehingga berencana membunuh Nabi Daud a.s.

Istri Nabi Daud a.s. yang mengetahui rencana itu memberitahukan untuk meninggalkan istana. Raja Thalut yang mengetahui tempat persembunyiannya segera menyusul. Diperjalanan ketika Raja Thalut sedang beristrirahat tertidur dan terkejut saat mengetahui baju nya sudah terpotong. Nabi Daud sudah ada dihadapannya dan berkata "Seandainya aku ingin membunuhmu, aku mampu melakukannya, tetapi aku tidak ingin mengingkari janji dan menipu." Raja Thalut pun meminta maaf dan Nabi Daud a.s. memaafkan dengan lapang dada. Raja Thalut pun kembali ke Baitul Maqdis.

Raja Thalut meninggal dalam peperangan, saat itu Bani Israil mengalami kekalahan. Nabi Daud a.s. menjadi raja menggantikannya atas keputusan musyawarah Bani Israil.


Nabi Daud a.s adalah sosok teladan dalam beribadah, beliau rajin beribadah dan berserah diri kepada Allah swt.

Mukzizat Nabi Daud a.s yaitu diberi kitab Zabur, beliau memiliki suara yang sangat merdu dan syahdu. Sehingga ketika beliau membaca kitab Zabur, alam semesta hening karena mendengar syahdu nya lantunan kitab Zabur.

Allah juga memberi mukjizat kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan dapat melelehkan besi hanya dengan tangan kosong.

Nabi Daud a.s meninggal di usia 100 tahun di Baitul Maqdis yang sekarang lebih dikenal sebagai Masjidil Aqsa. Nabi Daud a.s dikenal dengan puasanya, yaitu puasa Daud. Sehari puasa sehari tidak.


Nabi Sulaiman a.s.


sumber: okezone.com


Nabi Sulaiman a.s. adalah putra Nabi Daud a.s. yang merupakan seorang Nabi Allah dan juga seorang Raja.

Mukjizat Nabi Sulaiman a.s. yaitu:
  • Kecerdikan, kecerdasan dan kebijaksanaan.
  • Mengerti bahasa binatang dan menguasai bangsa jin.
  • Mempunyai bala tentara dari bangsa jin.
  • Menguasai angin.
  • Sebagai nabi terkaya di dunia.

Sikap teladan Nabi Sulaiman a.s. yang patut kita contoh dan praktikan dalam kehidupan sehari hari adalah rajin beribadah, rendah hati, menghargai pendapat, dan pemaaf.

Kisah Kecerdasan Nabi Sulaiman a.s. pada Kasus Kambing dan Kebun

Ketika ada yang melapor kepada Nabi Daud a.s. bahwa kebunnya telah dirusak oleh beberapa ekor kambing. Setelah mendengar penjelasan pemilik kebun dan pemilik kambing, Nabi Daud hendak memutuskan agar kambing menjadi milik pemilik kebun atas ganti rugi kerusakan tanaman.

Mendengar keputusan ayahnya, Nabi Sulaiman memohon izin berpendapat. Menurut beliau pemilik kambing harus memperbaiki dan menanam kembali tanaman pemilik kebun. Sementara itu pemilik kebun dapat mengambil manfaat dari kambing-kambing tersebut. Ketika panen tiba maka hasil panen diserahkan ke pemilik kebun, dan kambing dikembalikan ke pemilik kambing. Dengan begitu tidak ada satu pihak yang dirugikan.

Keputusan tersebut diterima oleh kedua pihak pemilik kebun dan pemilik kambing. 

Kisah Kecerdasan Nabi Sulaiman a.s. dengan Ratu Bilqis

Suatu hari Nabi Sulaiman a.s. mendapat kabar dari burung Hud-hud bahwa di negeri Saba ada kerajaan besar dan megah dengan ratu bernama Bilqis. Sayangnya mereka menyembah matahari. Nabi Sulaiman a.s. mengirim surat kepada Ratu Bilqis untuk membuktikan kebenaran kabar tersebut melalui burung Hud-hud. Nabi Sulaiman mengajaq Ratu Bilqis dan penduduknya untuk menyembah Allah.

Ratu Bilqis yang membaca langsung surat itu memberitahukan isi pesannya pada para pembesar kerajaan. Ia juga bertanya balasan paling tepat untuk Nabi Sulaiman. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan membalas surat itu dan memberikan hadiah.

Saat hadiah sampai ke tangannya, Nabi Sulaiman marah. Ia berdiri dari duduknya sambil berucap, "Apakah patut kamu menolong aku dengan harta? Apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu. Tetapi, kamu merasa bangga dengan hadiahmu.”

Nabi Sulaiman mengembalikan hadiah pemberian itu. Ia juga memperingatkan Ratu Bilqis dan para pembesarnya agar tidak bersikap sombong. 
Kemudian, Nabi Sulaiman bertanya pada bala tentaranya, siapa di antara mereka yang bisa membangun singgasana Ratu Bilqis sebelum sang ratu datang kepada Nabi Sulaiman.

Para jin berkata, “Kami akan datangkan kepadamu singgasana itu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu.”
Lalu, seseorang ahli kitab Taurat dan Zabur berkata, “Aku akan membawa singgasana itu sebelum matamu berkedip.”
Ucapan para bala tentaranya terbukti. Ketika singgasana Ratu Bilqis terbangun dengan megah, Nabi Sulaiman berkata:
“Ini termasuk karunia Tuhanku untuk tidak mengingkari nikmat-Nya. Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesunggguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.”

Nabi Sulaiman a.s pun mengundang Ratu Bilqis untuk datang. Saat Ratu Bilqis datang, beliau bertanya, “Seperti inikah istanamu?”

Terkejut, Ratu Bilqis menjawab, “Sepertinya, iya.” Mendengar jawaban takjub Ratu Bilqis, Nabi Sulaiman membawanya berkeliling. Lantai istana terbuat dari kaca yang di bawahnya terdapat kolam. 
Melihat pemandangan itu, Ratu Bilqis hendak menyingkap sedikit pakaian yang menutupi betisnya karena ia mencegah air mengenai pakaian itu.
Namun, Nabi Sulaiman terlebih dahulu berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.”
Penjelasan Nabi Sulaiman membuat Ratu Bilqis malu, lalu dengan sungguh-sungguh ia berkata, “Ya Tuhanku, sungguh aku telah berbuat zalim terhadap diriku, aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
Tepat setelah kejadian tersebut, Ratu Bilqis memeluk agama Islam.


Post a Comment

0 Comments