sumber: wikimedia.org
Al-Ahzab (33): 21
Artinya:
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Sifat-sifat Nabi Muhammad saw yang utama dan patut diteladani adalah:
- dapat dipercaya jujur
- pemurah
- pengasih
- penyayang
Nabi Muhammad saw merupakan sosok pribadi yang sederhana, lemah lembut, dan teguh pendirian. Beliau ummi (tidak bisa membaca dan menulis) tetapi arif, bijaksana, memiliki kemampuan kepemimpinan yang tinggi, ikhlas berjuang, dan rela berkorban melaksanakan perintah Allah swt serta penuh kasih sayang.
Amanah (Dapat Dipercaya)
1. Mengembala Kambing
Ketika beliau masih remaja banyak orang kaya yang meminta kambingnya digembalakan oleh Nabi Muhammad saw. Karena beliau sangat teguh memelihara kepercayaan yang diamanatkan kepadanya. Karena sikapnya ini beliau diberi gelar Al-Amin (dapat dipercaya).
2. Mengembalikan "Hajar Aswad" ke Tempat Semula
Saat itu terjadi para pemimpin suku kaum Quraisy berebut untuk mengembalikan hajar aswad ke tempat semula. Mereka percaya yang mengembalikannya merupakan orang yang paling mulia. Hampir terjadi pertengkaran dan pertumpahan darah. Akhirnya mereka sepakat memberikan kepercayaan pada Nabi Muhammad saw untuk mencari solusi. Nabi menghamparkan sorbannya lalu meletakan batu hajar aswad di tengahnya. Kemudian mempersilakhan para pemimpin suku kaum quaisy memegang ujung sorban untuk mengembalikan batu hajar aswad bersama-sama.
Siddiq (Jujur)
Khadijah adalah seorang pengusaha yang sukses. Beliau pernah mempercayakan dagangannya kepada orang lain, namun ternyata orang yang diberi tugas bukan orang yang jujur dan membuatnya merugi.
Setelah Khadijah mendengar keterampilan dan kejujuran Nabi Muhammad saw, ia tertarik untuk mengangkat sebagai pegawainya.
Akhirnya Nabi Muhammad dipercaya sebagai penanggung jawab perdagangannya ke Syam dan negeri-negeri lain. Beliau sangat jujur tidak pernah mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi. Seluruh hasil perdagangan diserahkan pada Khadijah. Karena kejujurannya Nabi Muhammad saw, Khadijah akhirnya tertarik dan menikah dengan beliau.
Pemurah
Sifat pemurah selalu melekat pada diri Nabi Muhammad saw. Beliau selalu didatangi orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Orang-orang tersebut meminta pertolongan meminjam modal untuk usaha. Tetapi saat mereka merugi tidak mengembalikan pinjaman, Nabi Muhammad tidak menagihnya, bahkan membebaskannya agar selamat dari tuntutan di hari kiamat.
Sifat pemurah Nabi Muhammad saw memberi pinjaman modal usaha secara tidak langsung mendorong banyak keinginan orang untuk menjadi pedagang yang jujur. Nabi Muhammad saw juga senantiasa memberika petunjuk dan dorongan mengenai seluk beluk perdagangan yang baik kepada mereka. Itulah sebabnya sebagian penduduk kota Makkah yang pada mulanya miskin dapat menjadi kaya dan sejahtera.
Pengasih
Nabi Muhammad saw mengasihi semua umatnya tanpa pandang status dan kedudukan mereka. Beliau amat menyayangi keluarga, anak yatim, fakir miskin, dan orang yang terkena musibah.
Nabi Muhammad saw. sangat sayang kepada putra putrinya. Fatimah adalah putri kesayangan beliau. Hingga suatu saat, ketika Nabi sedang sholat putra Fatimah yang bernama Husen naik ke punggungnya, beliau tidak marah sedikitpun. Husen dibiarkan hinggu turun, baru setelah turun Rasulullah meneruskan sholatnya.
Pada peristiwa Fathu Makkah, Rasullullah beserta pengikutnya membebaskan kota Makkah pada tahun ke 9 G, beliau menunjukan kebesaran jiwanya mengampuni dan mengasihi seluruh kaum yang pernah membenci dan menghalangi dakwah nya di Makkah.
Penyayang
Nabi Muhammad saw sangat menjunjung tingga hak asasi manusia atas persamaan derajat dan martabat manusia. Beliau membebaskan budah secara cuma-cuma, merupakan hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Rasullullah sangat membenci perbudakan.
Namu ada seorang budak bernama Zaid yang telah dibebaskan namun ingin tetap tinggal bersama Nabi Muhammad saw. Zaid sebenarnya adalah keluarga terhormat yang diculik. Suatu hari keluarganya mengetahu dia tinggal bersama Nabi Muhammad saw. Ayah Zaid yang bernama Haris ingin membebaskan dan mengambilnya kembali.
Rasullullah berkata bahwa zaid sudah bebas dan bebas pergi kemanapun yang ia inginkan. Ketika Zaid dipertemukan dengan keluarganya, Zaid tetap memilih untuk tinggal dengan Rosul.
0 Comments