Sejarah Perang / Peristiwa Haditsul Ifki

Perang Haditsul Ifki bukanlah perang pertempuran secara fisik. Ini adalah kisah hoax yang terjadi di masa Rasulullah saw. Haditsul Ifki adalah berita bohong mengenai Istri Rasulullah yaitu Aisyah r.a. Haditsul Ifki terjadi pada tahun 5 H/626 M, ketika itu Nabi Saw ditemani Ummul Mukminin Saidatina Aisyah bersama sahabatnya pulang dari Perang Bani Musthaliq. 

Sumber: pikist.com

Penyebab terjadinya Haditsul Ifki

Sebagaimana diceritakan sebelumnya pada perang Bani Mustaliq, Rasulullah saw. mengajak Aisyah r.a. ikut serta. Dalam perjalanan pulang mereka  mereka beristirahat di sebuah tempat. Saat itu Aisyah r.a. keluar dari haudij/sekedupnya (semacam tandu yang berada di atas punggung unta) untuk suatu keperluan. Ketika kembali ke beliau menyadari bahwa perhiasannya terjatuh, maka beliau keluar lagi untuk mencarinya. 

Rupanya orang yang mengangkat tandu tidak menyadari Aisyah r.a tidak ada di dalam dan rombongan pun melanjutkan perjalanan atas perintah Rasulullah saw. Saat kembali untuk yang kedua kali inilah Aisyah r.a. kehilangan rombongan. Aisyah r.a. memutuskan untuk tetap di tempat itu dan berpikir jika Rasulullah saw. menyadari dirinya tidak ada mereka akan menyusulnya ke tempat itu.

Aisyah r.a. tertidur ketika menunggu di tempat itu, dan terbangun ketika mendengan seseorang datang. Orang tersebut adalah Safwan bin Mu'atal, ia memang ditugaskan oleh Rasulullah saw. untuk berjalan di belakang rombongan muslimin untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun barang yang tertinggal di belakang.

Tanpa berbicara sepatah kata pun untuk menghormati istri Rasulullah saw, Safwan langsung mendekatkan untanya untuk dinaiki oleh Aisyah r.a. Safwan menggiring untanya tanpa menoleh ke arah Aisyah hingga akhirnya mereka menemukan rombongan pada waktu duha.

Kedatangan Aisyah r.a. bersama Safwan menimbulkan fitnah diantara kaum muslimin. Fitnah tersebut disebarkan oleh seorang tokoh munafik yaitu 'Abdullah bin Ubay.


Peristiwa terjadinya Haditsul Ifki

'Abdullah bin Ubay gencar menyebarkan fitnah atas kedatangan Aisyah r.a. bersama Safwan. Ia mengatakan mereka menjalin hubungan yang dilarang. Kaum muslimin di Madinah pun gempar, ada yang terhasut seperti Mistah bin Ussah, Hasan bin Sabit, dan Hamnah bin Jahsy yang sikapnya jadi berubah terhadap Aisyah r.a. Tapi sebagian lainnya tetap yakin bahwa istri Rasulullah adalah orang yang jujur dan suci.

Keadaan ini membuat jiwanya terguncang hingga jatuh sakit karena berita tersebut. Rasulullah saw. sendiri terkejut namun tidak langsung membenarkan atau mendustakan berita tersebut. Beliau memanggil dan meminta pendapat 'Ali bin Abi Talib dan Usamah. Keduanya berpendapat bahwa Aisyah r.a. adalah orang yang baik dan jujur. Rasulullah saw. terus menyelidiki peristiwa yang terjadi pada istrinya tersebut.

Hingga pada suatu hari, Rasulullah saw. berkunjung ke rumah Abu Bakar. Allah swt. menurunkan wahyu-Nya mengenai apa yang terjadi pada Aisyah r.a. pada surah An-Nur(24) ayat 11-21. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Aisyah r.a. adalah perempuan yang suci dan berita yang tersebar adalah sebuah kebohongan yang sangat keji. Rasulullah saw.menyampaikan wahyu tersebut dan kaum muslimin di Madinah pun kembali tenang.

Orang-orang yang ikut menyebarkan berita bohong seperti Mistah bin Ussah, Hasan bin Sabit, dan Hamnah bin Jahsy mendapatkan hukuman berdasarkan wahyu Allah swt. dengan didera 80 kali. Sementara 'Abdullah bin Ubay tidak mendapatkan hukuman karena dianggap bukan seorang muslim.


Hikmah dan Pelajaran dari Peristiwa Haditsul Ifki

  • Saat mendapatkan sebuah berita yang belum jelas kebenarannya, sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu kepastian kebenarannya sehingga tidak salah sikap dan tindakan.
  • Menyebarkan fitnah merupakan perbuatan yang keji yang dapat mencemarkan dan merusak nama baik orang yang difitnah.
  • Fitnah menimbulkan perpecahan karena prasangka buruk.
  • Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.
  • Penyebar fitnah akan mendapatkan balasan buruk dari Allah swt.

Post a Comment

0 Comments