Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalan Sejarahnya

Agama Islam mulai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13 Masehi agama Islam berkembang pesat di Indonesia. 

Faktor-faktor yang menyebabkan Agama Islam berkembang pesat di Indonesia:

  • Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta atau kelas sosial, seperti pada ajaran Hindu.
  • Syarat untuk masuk Islam mudah.
  • Ajaran agama Islam tidak bertentangan dengan adat istiadat setempat.


Kerajaan Samudra Pasai

  • Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. 
  • Kerajaan Samudra Pasai berdiri sekitar abad ke-13 masehi di Aceh Utara (Lhokseumawe). 
  • Seorang sejarawan dari Maroko, Ibnu Batutah menjelaskan bahwa Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat belajar agama Islam di Indonesia. 


Kerajaan Aceh

  • Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-16 masehi di sekitar Banda Aceh. 
  • Sultan Iskandar Muda berhasil membawa kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan. 
  • Keberhasilan ini dengan memperluas wilayah kekuasaan meliputi sebagian Pulau Sumatera dan semenanjung Malaysia (Johor Pahang dan Kedah)


Kerajaan Demak

  • Kerajaan Demak berdiri sekitar abad ke-15 masehi di wilayah Jawa Tengah. 
  • Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. 
  • Raja pertamanya adalah Raden Patah yang berkuasa dari tahun 1481 hingga 1518 masehi. 
  • Setelah Raden Patah wafat kerajaan Demak dipimpin oleh Sultan Trenggono. 
  • Sultan trenggono berhasil memperluas wilayah kekuasaan dan menyebarkan agama Islam hingga ke Jawa Timur berkat bantuan Fatahillah. 
  • Peninggalan sejarah Kerajaan Demak berupa Masjid Agung Demak yang berada di Jawa Tengah.


Kerajaan Banten

  • Kerajaan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada abad ke-16. Namun demikian, Sunan Gunung Jati tidak pernah menjadi raja Banten. 
  • Raja pertama Kesultanan Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin, yang berkuasa antara 1552-1570 M. 
  • Masa kejayaan Kerajaan Banten berlangsung ketika pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683 M).
  • Sultan Ageng Tirtayasa menolak permintaan Belanda untuk kegiatan monopoli perdagangan di pelabuhan Banten. Namun putranya yang bernama Sultan Haji menjalin hubungan erat dengan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji bermusuhan akibat dari politik adu domba Belanda.
  • Peninggalan Kerajaan Banten berupa Masjid Agung Banten.

Berikut ini merupakan kemajuan yang dicapai oleh Kerajaan Banten:

  • Pusat penyebaran agama Islam.
  • Menguasai Selat Sunda yang menjadi jalur perdagangan.
  • Menguasai Pelabuhan Banten yang menjadi pusat perdagangan dunia.


Kerajaan Ternate dan kerajaan Tidore

  • Kerajaan Ternate dan kerajaan Tidore merupakan kerajaan Islam yang berdiri di pulau maluku.
  • Kerajaan Ternate berdiri pada tahun 1527 masehi di wilayah Sampalu.  
  • Raja yang terkenal adalah Sultan Hairun. 
  • Kerajaan Tidore berdiri di wilayah Halmahera. 
  • Rajanya yang terkenal adalah Sultan Nuku.
  • Kerajaan Ternate merupakan penghasil cengkeh dan pala. 
  • Kerajaan Ternate dan kerajaan Tidore bersaing dalam kegiatan perdagangan. 
  • Kerajaan Ternate membentuk Uli Lima (persekutuan 5) dengan anggota Ambon, seram, bacaan, dan hobby. 
  • Kerajaan Tidore membentuk Uli Siwa (persekutuan 9) dengan anggota Halmahera, jailolo, Papua dan pulau-pulau sekitarnya. 
  • Persaingan ini dimanfaatkan oleh bangsa Portugis dan Spanyol untuk mengadu domba Kerajaan Ternate dan Tidore. 
  • Sultan Babullah dari Kerajaan Ternate berhasil menyadarkan rakyat dari politik adu domba bangsa Portugis dan Spanyol. Kedua kerajaan kemudian bersatu untuk mengusir bangsa Portugis dan Spanyol dari Maluku. 


Kerajaan Gowa Tallo

  • Kerajaan gowa-tallo merupakan gabungan dua kerajaan yang bersatu yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. 
  • Kerajaan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam pertama di Sulawesi yang berpusat di wilayah sombaopu Makassar (Sulawesi Selatan).
  • Sultan Hasanudin berhasil membawa Kerajaan Gowa Tallo mencapai puncak kerajaan kejayaan. 
  • Pada masa pemerintahannya Kerajaan Gowa Tallo menjadi Kerajaan Maritim yang kuat serta pusat perdagangan rempah-rempah yang ramai. 
  • Keberhasilan ini didukung letak kerajaan yang strategis karena menghubungkan Pulau Jawa Malaka dan Maluku.



Post a Comment

0 Comments